Apa yang akan Anda katakan ketika Anda mengetahui bahwa Al Hasan bin Ali mempunyai anak anjing untuk mainannya, Abu Umair bin Abu Thalhah mempunyai burung pipit untuk mainannnya, dan Aisyah mempunyai boneka perempuan untuk mainannya? Dan banyak lagi sahabat lain yang memiliki mainan.
Realitas seperti ini menunjukkan pengakuan dari Nabi sholallahualaihiwasalam terhadap kebutuhan anak kecil terhadap mainan, hiburan dan pemenuhan kecenderungan (bakat).
Apa pula yang anda akan katakan wahai saudaraku, jika Anda mengetahui bahwa setelah dinikahi Nabi sholallahualaihiwasalam, Aisyah membawa serta bineka mainannya beliau untuk dipergunakannya bermaian? Bahkan Nabi sholallahualaihiwasalam mengajak semua teman-teman aisyah ke dalam rumahnya untuk bermain berma Aisyah.
Ketika jibril tidak mau masuk kedalam rumah Nabi sholallahualaihiwasalam karena ada anak anjing,yang sebelumnya Nabi sholallahualaihiwasalam memang tidak mengetahui keberadaannya, beliau tidak memarahi mencegah, atau melarang Al Husain dari mainannya itu. Begitu pula dengan burung pipit milik Abu Umair Nabi sholallahualaihiwasalam tidak melarangnya bermain dengan burung selama dia menyakiti atau menyiksanya. Apa yang akan Anda katakan saat Anda mengetahui semua sikap Nabi kita yang menghormati keadaan anak?
Tidak diragukan lagi bahwa sikap itu merupakan pengakuan Nabi sholallahualaihiwasalam terhadap mainan anak-anak dan kebutuhannya terhadapa hiburan. Karena anak-anak memang perlu mainan untuk mengembangkan akalnya, meluaskan pengetahuannya, serta menggerakkan indera dan perasaannya.
Menyediakan mainan yang berguna bagi anak merupakan media untuk menghilangkan kejenuhannya, membantunya agar berbakti kepada orang tua, menyenangkan hatinya, serta memenuhi kecenderungan dan kepuasan bermainnya sehingga kelak ia akan tumbuh menjadi anak yang stabil.
Oleh Syaikh Jamal Abdurrahman judul buku Islamic Parenting (Pendidikan Anak Metode Nabi)
EmoticonEmoticon