Bermula terinspirasi saat menghadiri sebuah seminar di Markaz Quran "Alhamdulillah Balitaku Khatam Al Quran" oleh ustadzah Sarmini. Pengalaman beliau menghantarkan ke tiga balita nya khatam Al Qur'an. Kamipun termotivasi untuk memulai segalanya, menghantarkan anak-anak sedini mungkin untuk bersama Al Qur'an.
Kali ini saya akan berbagi pengalaman, bagaimana perjalanan belajar dan mengajarkan Al Quran pada Yaqdzan sampai tahap ini (usia 40 bulan). Berawal dari usia 2 tahun memperkenalkan huruf hijaiyyah satu per satu dalam bentuk permainan salah satunya melalui sensory activity dimulai dari yang termudah menurut anak, sehingga memperkenalkannya tidak berurutan. Setelah menyelesaikan huruf hijaiyyah, saya merujuk pada Iqra' Attaisir yang penulisan Ustmani sesuai dengan penulisan al Qur'an dan didesainnya menarik sekali bagi balita.
1. Fathah tunggal
Tahap awal kami memperkenalkan fathah tunggal pada Yaqdzan saat usianya 30 bulan. Sebagian pelafalan hurufnya hampir sama dengan huruf hijaiyyah, hanya ada beberapa huruf yang berubah untuk diperkenalkan satu per satu.
Mulanya kami mengajak Yaqdzan duduk bersama membuka lembar demi lembar Iqra' Attaisir yang penulisannya sangat menarik bagi anak karena full color dan bergambar seperti huruf a for ayam, ba for baju, ta for tali, ha foe harimau. Menarik sekali bukan? Namun cara ini masih ditolak oleh Yaqdzan. Kamipun tak berhenti sampai disini, melanjutkan metode sebelumnya mengaji sambil bermain, berkreativitas sambil mengaji, bermain art & craft dengan mengaji. Dunia balita adalah bermain dan bermain, proses learning by doing and experimentpun mereka lalui dengan bermain. Disaat bermain inilah kesempatan kami untuk memasukkan materi yang akan dicapai.
Gimana sih respon Yaqdzan disaat bermain?
Tujuan kami membuat prakarya, bermain sensory bins, dan bikin-bikin diy toys setiap hari bukan agar Yaqdzan hafal. Tapi untuk membentuk suatu pola dan kebiasaan tentang Al Qur'an agar anak tahu kalau orang tuanya menginginkan mereka menjadi orang-orang yang berada dalam barisan menegakkan Al Qur'an dan sekaligus menstimulasi motorik yang akan menjadi bekal untuk kemandiriannya kelak. Bagaimana hasil akhirnya? Merupakan rezeki dan karunia dari Allah.
Ga jarang juga permainan yang sudah kami siapkan ternyata cuma dimainkan 30 detik bahkan tidak disentuh sama sekali (sabaar, jangan patah semangat :D). Bisa jadi waktu bermainnya tidak sesuai dengan kondisi anak, bosan dengan media yang kurang variatif. Namun, satu hal istimewanya anak-anak usia dini "seperti tidak melihat tapi menyerap". Nah inilah yang kami dapat dari observasi selama ini. Disaat bermain sambil mengaji, tetaplah semangat untuk membacakan huruf-huruf yang dipelajari, memperdengarkan kepada anak meski anak sibuk mengexplorasi benda lain dan menempelkan huruf-huruf tersebut pada tempat yang sering disinggahi anak misalnya lemari, pintu, kulkas dan dinding.
2. Memperkenalkan huruf bersambung
Pada tahap ini Yaqdzan mengalami kemajuan pesat, karena mulai terbentuk pola dan kebiasaan untuk membaca Iqra'. Disaat usia 37 bulan sudah belajar iqra menggunakan buku, daya konsentrasinya makin meningkat, bisa duduk dengan tenang. Satu hal yang kami alami, bahwa untuk sampai ke tahap ini tidak 'natural' begitu saja, perjuangan selama ini untuk untuk menstimulasi motorik halus dan motorik kasarnya menghantarkannya pada kondisi sekarang. Semakin baik daya fokusnya, semakin baik manajemen emosinya.
Permainan yang paling favorit bagi Yaqdzan sang kinestetik adalah bermain sensori bin/sensory play. Bin itu wadah, jd permainan yang menggunakan wadah seperti baki dan medianya bisa menggunakan pasir, tepung, biji2an dll. Permainan yang mendorong anak-anak untuk menggunakan satu indera atau lebih, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, rasa, keseimbangan, dan pergerakan. Membantu anak untuk belajar tentang lingkungan mereka, membantu membangun hubungan saraf yang mendukung berpikir, belajar, kreativitas dan melatih konsentrasi dan fokus.
So, melalui bermainlah inilah khususnya bermain sensory bins daya fokus dalam pembelajaran Al qur'an ini dicapai :)
Dari huruf yang berharakat fathah yang masih terputus penulisannya, kami lanjutkan pengenalan huruf fathah dalam bentuk bersambung. Untuk materi ini, anak mengenal perubahan bentuk huruf : ha-ja-kho-ka-a'. Untuk awal-awal anak terbata-bata dan kurang lancar, insya allah akan familiar seiring pengulangan.
Sekian dulu, insya allah lain waktu disambung lagi ^^
EmoticonEmoticon